Konsep Dasar Keperawatan SATU Dian Husada
Kamis, 30 Agustus 2012
Pertolongan Pertama pada keracunan makanan
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
Seminggu yang lalu teman blogger saya menceritakan pengalamannya ketika keracunan makanan di blognya.
Saya sendiri sudah berkali-kali mengalami keracunan makanan. Saya kira
kejadian tersebut bukan suatu kejadian luar biasa dan bisa saja terjadi
pada semua orang. Apalagi pengawasan mutu makanan dan kesadaran
masyarakat untuk menyajikan makanan yang baik dan sehat di negeri ini
masih sangat kurang.
Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan, belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya. Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk. Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?
Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.
Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan. Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntah-muntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.
Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan pengalaman tempo hari :
1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.
4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.
Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul AWAS, BAHAYA RACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :
Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan, belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya. Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk. Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?
Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.
Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan. Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntah-muntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.
Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan pengalaman tempo hari :
1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.
4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.
Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul AWAS, BAHAYA RACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
§ Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
§ Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.
§ Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.
§ Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.
§ Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar
Sebelum bicara lebih jauh tentang luka bakar, ada
baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu kulit, organ yang paling
menderita saat luka bakar.
Kulit merupakan organ yang sangat penting dalam
mengatur keseimbangan cairan dan suhu tubuh. Jika oleh karena suatu
sebab kulit mengalami cidera maka fungsi fungsi tersebut akan mengalami
gangguan. Disamping itu, kulit juga bertindak sebagai dinding
pertahahan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus dari dunia luar.
Anatomi kulit sangat komplek dan terdiri dari
berbagai struktur yang berlapis lapis. Tetapi secara umum dibagi
menjadi 3 lapisan yaitu :
-
Epidermis, lapisan terluar dari kulit manusia.
-
Dermis, lapisan kulit yang terdiri dari kolagen dan serat elastis, tempat bersemayamnya sel sel saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat dan folikel rambut.
-
Hipodermis atau jaringan subkutan, lapisan kulit tempat bersemayamnya pembuluh darah besar dan sel sel saraf. Lapisan ini memegang peranan penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Jadi, kerusakan yang diakibatkan oleh luka bakar
nantinya terggantung pada lokasi luka, dalamnya luka dan seberapa luas
permukaan tubuh yang terimbas.
Bagaimana sih klasifikasi luka bakar?
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman lukanya.
Luka bakar derajat satu. Luka bakar derajat satu hanya mengenai lapisan luar kulit yang menimbulkan peradangan lokal pada daerah tersebut. Sunburn
sering dimasukan dalam klasifikasi luka bakar ini. Peradangan yang
terjadi ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan ringan.
Kulit terasa sangat perih atau nyeri saat disentuh.
Luka bakar derajat dua. Luka bakar
mengenai kulit yang lebih dalam dan menimbulkan rasa sakit, kemerahan
dan inflamasi yang lebih parah. Kulit juga tampak melepuh.
Luka bakar derajat tiga. Luka bakar
yang sangat dalam dan mengenai ketiga lapisan kulit. Kulit pada daerah
luka bakar juga akan mati. Karena saraf dan pembuluh darah juga rusak
maka luka bakar derajat tiga akan tampak keputihan, keras dan relatif
tidak sakit.
Uniknya, luka bakar mengalami suatu proses yang
dinamis artinya bisa saja saat ini luka bakar derajat satu tapi
besoknya sudah berkembang menjadi derajat dua. Hal yang sama juga dapat
terjadi pada luka bakar derajat dua yang dapat berkembang menjadi
derajat tiga.
Pada semua derajat luka bakar, proses peradangan
atau inflamasi dan akumulasi cairan akan terjadi semenjak awal
terjadinya luka bakar. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa
salah satu fungsi kulit adalah sebagai dinding pelindung terhadap
infeksi maka saat luka bakar, rusaknya kulit akan menyebabkan tubuh
rentan kemasukan kuman.
Hanya lapisan epidermis kulit yang mampu mengalami
proses regenerasi yang baik sementara bila luka bakar mengenai lapisan
kulit yg lebih dalam maka akan menyebabkan kecacatan permanen dan
jaringan parut yg pasti menganggu fungsi kulit.
Tubuh bagian mana sih yang paling parah bila kena luka bakar?
Selain dalamnya luka bakar, luasnya daerah luka juga
penting artinya. Luas luka bakar dan lokasi luka pada tubuh diukur
dengan prosentase. Pengukuran ini disebut rule of nines dan pada bayi dan anak anak dilakukan beberapa modifikasi. Rule of nines membagi tubuh manusia dewasa dalam beberapa bagian dan setiap bagian dihitung 9%.
-
Kepala = 9%
-
Dada bagian depan = 9%
-
Perut bagian depan = 9%
-
Punggung = 18%
-
Setiap tangan = 9%
-
Setiap telapak tangan = 1%
-
Selangkangan = 1%
-
Setiap kaki = 18%
Misal, jika luka bakar mengenai kedua kaki (18% x 2
= 36%), selangkangan (1%), dada depan dan perut depan maka total
luasnya luka bakar adalag 55%.
Hanya luka bakar derajat dua dan tigalah yang dihitung menggunakan rule of nine, sementara
luka bakar derajat satu tidak dimasukan sebab permukaan kulit relatif
bagus sehingga fungsi kulit sebagai regulasi cairan dan suhu masih baik.
Jika luas luka bakar lebih dari 15 – 20% maka tubuh
telah mengalami kehilangan cairan yang cukup signifikan. Jika cairan
yang hilang tidak segera diganti maka pasien dapat jatuh ke kondisi
syok atau renjatan.
Perhitungan penggantian cairan per infus adalah sebagai berikut.
-
4cc/KgBB/% luka bakar = kebutuhan cairan permulaan dalam 24 jam yang setengahnya diberikan pada 8 jam pertama.
Semakin luas atau besar prosentase luka bakar maka
resiko kematian juga semakin besar. Pasien dengan luka bakar dibawah
20% biasanya akan sembuh dengan baik, sebaliknya mereka yang mengalami
luka bakar lebih dari 50% akan menghadapi resiko kematian yang tinggi.
Seberapa pentingkah lokasi luka bakar?
Lokasi luka bakar pada tubuh sangat penting artinya.
Jika luka bakar mengenai wajah, hidung, mulut atau
leher maka peradangan yang terjadi dapat menganggu kelancaran jalan
nafas sehingga menimbulkan masalah pernafasan.
Jika luka bakar melingkar pada dada lalu karena
proses luka bakarnya menyebabkan jaringan otot otot dada terhambat
gerakannya maka proses pergerakan dada saat bernafas akan terganggu.
Jika luka bakar melingkar pada tangan, kaki, jari
jemari tangan atau kaki maka dapat terjadi kerusakan pembuluh darah
sehingga aliran darah ke bagian ujung organ tersebut akan bermasalah.
Jika luka bakar mengenai persendian tangan atau
kaki, bila penanganan tidak bagus maka ketika sembuh kecacatan yang
terjadi akan menganggu pergerakan sendi tersebut.
Apa saja yang harus dilakukan saat menghadapi orang dengan kena luka bakar?
Untuk luka bakar luas (derajat dua dan tiga)
-
Pindahkan korban dari daerah kebakaran. Ingat untuk tetap menjaga keselamatan diri sendiri.
-
Bersihkan korban dari semua material yang terbakar dari tubuhnya.
-
Telepon ambulance terdekat untuk memindahkan korban ke rumah sakit terdekat.
-
Saat korban telah berada di daerah aman, usahakan korban tetap dalam keadaan nyaman dan jangan banyak bergerak. Jika tersedia, bersihkan daerah luka bakar dengan kasa bersih. Jangan coba coba menyiram atau mengompress korban dengan air dingin sebab sangat berbahaya dan dapat menyebabkan hipotermi.
Luka bakar pada daerah wajah, tangan dan kaki harus
selalu diwaspadai sebagai luka bakar berat meskipun hanya disebabkan
oleh terbakar sinar matahari.
Untuk luka bakar ringan (derajat satu atau derajat dua dengan luas area yang kecil)
-
Bersihkan luka dengan air hangat suam suam kuku.
-
Jangan gunakan pasta gigi, kopi mentega atau yang sejenisnya untuk mengobati luka bakar.
-
Cincin, kalung dan semua benda yang tidak penting sebaiknya disingkirkan.
-
Untuk luka bakarnya dapay diolesi salep antibiotika.
-
Jika luka bakar dicurigai agak dalam dan berbahaya segeralah ke dokter.
-
Bila perlu, vaksinasi tetanus dapat diberikan.sumber : internet _blog dokter
Langganan:
Postingan (Atom)